BANYUASIN, SEPUTARSUMATERA.COM – Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI) melakukan riset opini publik mengenai persepsi masyarakat di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan (Sumsel) terhadap Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 mendatang.
Survei yang dilakukan ke 1.000 orang yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error survei sebesar 3,5 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
Para responden merupakan warga Banyuasin dengan usia di atas 17 tahun atau yang telah menikah. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuisioner. Kendali kualitas dilakukan secara acak terhadap 20 persen dari total sampel oleh supervisor.
Direktur Eksekutive LKPI Togu Lubis berkata, dari hasil survei menunjukan bahwa di Kabupaten Banyuasin, masyarakat yang diwakili responden yang tahu akan adanya PILBUP 2024 mencapai 75,7 persen dan yang tidak tahu akan adanya Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Banyuasin sebanyak 24,3 persen responden.
“Sebanyak 81,5 persen responden akan memberikan suaranya pemilihan Bupati-Wabup Banyuasin, 10,6 persen responden mengatakan tidak akan memberikan suara dalam pemilu ini dan 7,9 persen belum tahu,” ujarnya, Kamis (8/8/2024).
Tingkat popularitas dan akseptabilitas bakal calon diuji dengan memberikan beberapa nama kandidat bupati, seperti seberapa dikenal dan diterima nama kandidat di masyarakat.
Hasilnya tingkat pengenalan masyarakat terhadap bakal calon Askolani memang lebih tinggi dari Slamet Somosentono. Di mana, tingkat popularitas Askolani mencapai 88,2 persen dan Slamet Somosentono hanya 78,8 persen.
Namun dari sisi kesukaan dan penerimaan oleh masyarakat Kabupaten Banyuasin sebagai Bupati, Slamet Somosentono jauh lebih tinggi dari Askolani, dengan tingkat akseptabilitasnya mencapai 89,8 persen sedangkan Askolani hanya 42,2 persen.
LKPI juga menilai tingkat Elektabilitas dengan simulasi head to head antara paslon Askolani-Netta Indian dengan Slamet Somosentono-Alfi Rustam.
“Paslon Slamet Somosentono-Alfi Rustam berada di urutan teratas dengan 47,9 persen dengan Askolani-Netta Indian sebanyak 42,7 persen dan yang belum menentukan pilihan sebanyak 9,4 persen,” katanya.
Korelasi antara tingkat popularitas dan akseptabilitas bakal calon Bupati Banyuasin terhadap tingkat elektabilitas, ditemukan dalam survei.
Yang mana, dalam simulasi pertanyaan terbuka kepada responden, siapa yang akan dipilih sebagai Bupati Banyuasin antara Askolani dan Slamet Somosentono.
“Hasilnya sendiri Askolani hanya dipilih sebanyak 38,4 persen dan Slamet Somosentono dipilih sebanyak 47,6 persen dan 14 persen belum menentukan pilihan,” ungkapnya.
Begitu juga dalam simulasi dengan pertanyaan tertutup. Saat responden ditanyakan dari bakal dua paslon tersebut, nama paslon Slamet-Alfi unggul hingga 57,2 persen tingkat keterpilihannya sedangkan Askolani- Netta Indian hanya dipilih sebanya 33,1 persen dan selebihnya 9,7 tidak memilih.
Dari temuan survei didapati popularitas Slamet Somosentono yang cukup tinggi hingga 88,2 persen. Karena daya tarik individu Slamet yang disukai karena berbagai sifat baiknya dan perilakunya sebagai pemimpin di mayarakat.
“Mereka menilai jika sosok Slamet memiliki kemampuan personal, memiliki empati dan sering membantu orang lain. Dalam ranah praktis, popularitas sosiometrik ini mengarah pada satu konstruk kesukaan atau akseptabilitas pada bakal Bupati Banyuasin,” katanya.