Penuhi Kebutuhan di Sektor Hilir, PGN Integrasikan Pengelolaan Infrastruktur dan Komoditas Gas

Bisnis37 Dilihat

JAKARTA, SEPUTARSUMATERA.COM – PT PGN Tbk terus melakukan pengembangan pemanfaatan gas bumi melalui berbagai upaya salah satunya melalui integrasi pengelolaan infrastruktur, baik pipeline maupun beyond pipeline dan komoditas gas bumi untuk bisa menjawab tantangan di sektor hilir gas bumi.

Integrasi pengelolaan infrastruktur dan komoditas gas akan semakin memberikan kehandalan, fleksibilitas dan dan keterjangkauan interkoneksi pusat-pusat pasar yang semakin kuat.

Group Head, Gas and LNG Supply PGN Muhammad Anas Pradipta mengungkapkan, dengan integrasi tersebut, pihaknya siap melakukan penyesuaian dari sisi pola operasi agar layanan gas bumi bisa lebih fleksibel. Baik dari sisi market bisa lebih mudah mendapatkan kepastian pasokan.

“Tahun ini, introduksi produk LNG dan layanan beyond pipeline ke dalam market eksisting PGN menjadi enabler untuk quick win sesuai dinamika yang terjadi atas kondisi supply, demand dan lingkungan bisnis gas,” katanya, Selasa (20/8/2024).

Pemenuhan gas bumi untuk Sumatra-Jawa, lanjutnya, akan lebih sustain ke depannya melalui integrasi pipa transmisi. Sedangkan melihat tantangan geografis dan ketersediaan terminal LNG yang ada saat ini, PGN sedang mendesain small scale LNG.

READ  Program Teman UMKM Bawa Smartfren Raih Predikat Gold di Bina UMKM Awards 2024

Di mana, moda transportasi LNG bisa menyediakan kebutuhan gas bumi bagi pusat-pusat market yang ada. Memang tantangan yang ada adalah kondisi demand yang tersebar.

“Sehingga ini menjadi tantangan dari sisi suplai chain. Namun akan tetap kami lakukan sebagai solusi untuk penyaluran gas di Indonesia tengah dan timur,” ungkapnya.

Pembangunan infrastruktur LNG yang salah satunya adalah LNG Hub juga ditujukan, untuk menjawab tantangan imbalance supply and demand. LNG Hub akan menjadi key enabler dalam memperkuat reliability & availability penyaluran gas bumi sebagai energi transisi.

Infrastruktur LNG yang saat ini dimiliki oleh PGN diseluruh Indonesia antara lain, FSRU Lampung (240 MMSCFD), FSRU Jawabarat (500 MMSCFD), LNG RT di Lhokseumawe – Aceh (400 MMSCFD) serta LNG Lamong (25-30 BBTUD).

Penyediaan LN Pertamina oleh PT PGN Tbk (Dok. Humas PGN / Seputarsumatera.com)
Penyediaan LN Pertamina oleh PT PGN Tbk (Dok. Humas PGN / Seputarsumatera.com)

Perencanaan LNG Hub berlokasi di Arun yang terletak di jalur perdagangan Internasional merupakan optimasi aset dan sesuai dengan rencana strategis menyesuaikan potensi pengembangan lapangan migas ke depan.

READ  Astra Motor Sumsel Gelar Donor Darah

Melalui Perta Arun Gas, saat ini PGN tengah melakukan revitalisasi 1 unit tangki LNG dan diperkirakan dapat beroperasi pada 2025. PGN juga merencanakan pengembangan LNG Bunkering dibeberapa lokasi seperti Arun, Tanjung Priok dan Bontang.

Target dalam jangka pendek adalah bunkering di Bontang yang dapat melayani LNG Fueled Vessel kapasitas 1.000 s/d 15.000 M3 di jalur pelayaran melalui selat makasar menuju Australia (efisiensi 2-3 hari) dengan target COD ditahun 2026.

“Selain membangun LNG Hub, mekanisme untuk mengatasi imbalance supply & demand adalah melalui pengembangan bisnis retail dengan moda CNG dan LNG berdasarkan kategori pelanggan (Volume) serta jarak antara lokasi supply dan demand pelanggan,” ucapnya.

Selanjutnya adalah mapping lokasi SPBU di seluruh wilayah Indonesia (24 Unit SPBG milik PGN dan Pertamina) dengan potensi kebutuhan pelanggan diseluruh Indonesia (15.5 BBTUD) yang dapat dilayani menggunakan CNG.

Layanan CNG dan penetrasi pasar retail juga sangat memungkinan untuk menggunakan tabung Cylinder (kapasitas 24 m3 per tabung). Proyeksi kebutuhan gasnya untuk 0,5 BBTUD, membutuhkan 1.320 tabung. Sedangkan untuk supply – chain LNG menggunakan isotank. Saat ini sudah dijalankan di Bontang oleh PT Pertagas Niaga.

READ  PT Wibisono Group Rayakan HUT KE-3 Berlangsung Meriah

“Sinergi perencanaan dengan kawasan-kawasan industri merupakan kunci optimasi pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi. Pengelolaan gas PGN selama ini hampir 60 persen untuk industri,” ungkapnya.

Jika upaya Quick Win PGN ini sinergis dan dapat menjadi satu orkestrasi perencanaan cetak biru stakeholder layanan gas bumi nasional, mereka yakin dan berkomitmen bahwa perluasan akses gas bumi dengan menjadikan kawasan industri sebagai jangkar penyerapan gas bumi.

Yang mana, dapat melahirkan multiplier effect yang cukup signifikan bagi perkekonomian nasional. Hal tersebut juga akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengembangan infrastruktur gas bumi ke depan.

“Tentunya akan berdampak pada keekonomian hilir gas yang diterima oleh seluruh stakeholder dan mata rantai layanan gas bumi,” katanya. ***